Sanggupkah Kita dengan Konsekuensinya?




"Hijrah dan Konsekuensi"
oleh Indah Khairunnisa


Setiap kita mengambil sebuah keputusan, maka apapun konsekuensinya harus diterima. Seburuk apapun itu. Karna tidak ada yang memaksa kita dalam memilihnya. 
_




Hijrah pun begitu rupanya, penuh dengan konsekuensi. Seperti foto diatas. Foto hasil screenshoot barusan di salah satu laman komentar channel youtube A, yang menceritakan bagaimana ia melepaskan sesuatu yang besar, demi terlepas dari keburukan yang lebih besar lagi. 
_

Hijrah dari pekerjaan memang berat. Apalagi kerja dikantoran adalah hal bergengsi masa kini. Dengan fasilitas AC, kursi empuk, dan gaji setiap bulan bahkan tunjangan-tunjangan. Tapi yang salah tetap salah, sekalipun terlihat menguntungkan. 
_

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)
_

Itulah Hijrah. Ada pengorbanan yang harus dibayar sebagai bukti keseriusan kita menggapai ridho-Nya. Tidak hanya pekerjaan, ketika hijrah kehilangan teman-teman itu konsekuensi. Ketika hijrah dijauhi keluarga itu konsekuensi. Ketika hijrah di asingkan itupun konsekuensi. Tapi percayalah, sejatinya Allah tidak mengambil sesuatu dari kita, melainkan akan menggantinya dengan sesuatu yg lebih baik. 
_
“Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik.” (HR. Ahmad 5: 363. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).
_
#hijrah #sahabathijrah #riba #tintamujahidah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEPSEN PAMIT : Kesan Pesan Demisioner LSMI Almadani 2019

Mereka yang Berhijrah tanpa Menyentuh Bangku Pesantren