Tenang Ada Allah


“TENANG ADA ALLAH”
Tri Yuliatin
Divisi Syiar
Ilmu Komunkasi 2019

Bismillahirrahmanirrahim..
Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Segala puji bagi Allah, yang Maha Pencipta, yang Maha Memberi, yang Maha Kaya, yang Maha Mengetahui isi hati setiap hamba-Nya.
Pasti sudah banyak yang tahu bahwah sebenarnya apa apa yang terjadi pada kita, semuanya sudah digariskan oleh Allah Ta’ala. Prihal hidup, rezeki, jodoh, maut bahkan setiap daun yang gugurpun semua sudah tertulis jelas di Lauhul Mahfudz dan hanya Allah lah yang mengetahui. Bahkan Nabi sekalipun. Tentang kapan kehidupan baru dimulai atau tentang kapan kematian akan datang menjemput, tak ada yang tahu. Kita sebagai seorang hamba, seringkali merasa khawatir akan banyak hal. Padahal tugas kita hanyalah semata-mata untuk beribadah kepada-Nya.
Kita sering mengeluh kepada takdir yang tidak kita ketahui bagaimana hikmah dibaliknya. Gerutu selalu hadir, baik terucap atau hanya terbesit di hati. Seperti:
“Duh kok hidupku gini-gini aja ya?”
“Udah tamat kuliah ni, kok belum dapat kerja ya?”
“Umur udah makin tua, kok belum nikah-nikah sih?”
“Dduuhh gimana gimana yaa???” dan masih banyak lagi “duh duh” yang lainnya.
Hayoo ngaku, setiap dari kita pasti pernah berpikiran seperti hal diatas kan? Wajar saja namanya manusia. Lebih banyak mengeluh daripada bersimpuh, lebih banyak kufur daripada syukur, Astaghfirullah.
Udah tenang aja, Ada Allah.
Tentang rezeki, tak ada yang tau. Jika kita merasa sudah berusaha sekuat tenaga, mengerahkan segala kekuatan, sudah bersusah payah, namun tak jua membuahkan hasil itu bukan karena Allah tak menyayangi kita, bukan karena Allah melupakan kita, bukan berarti Allah ingin menyusahkan kita, tapi karena Allah menghendaki kita untuk tetap bersabar dan ikhlas. Kerja keras, usaha, doa dan ikhtiar yang sudah kita jalani, pasti akan ada balasannya. Percayalah, yakinlah,  Jika tidak di dunia, mungkin Allah akan membalasnya dengan hadiah di akhirat. Surga indah itu adalah balasannya.
Allah itu Maha Adil, kok. Jangan ragu.
Tentang jodoh tidak ada pula yang tau. Seberapa keras kita berharap, seberapa kuat kita menggenggam dan bertahan, sebesar apapun cinta kita padanya jika bukan dia yang Allah tuliskan di Lauhul Mahfudz untuk diri, maka ia takkan pernah menjadi milik kita. Tak perlu risau, tak usah khawatir. Tugas kita hanya terus melakukan yang terbaik, teruslah perbaiki diri. Bukankah jodoh itu cerminan diri? Nanti jika sudah waktu-Nya kita juga akan bertemu. Sabar, ya.
Terakhir, tentang kematian. Kapankah hari itu tiba? detik ini? menit ini? hari ini atau besok? Tidak ada satupun yang tahu. Pertanyaannya hanya,
“Sudahkah Kita Mempersiapkan Diri? Bekal Apa Yang Sudah Kita Punya?”
Tanyakan pada diri sendiri. Jangan hanya sibuk mempersiapkan diri untuk mendapatkan jodoh saja, ya. Karena sesungguhnya yang paling dekat dengan kita adalah kematian.Lalu bagaimana cara kita menghadapi masalah yang setiap saat menimpa kita?
Kembali, “Tenang ada Allah”

foto dari: https://www.masnasih.com/2018/11/

Berdoalah, mintalah petunjuk kepada Allah. Dengan berdoa akan ada banyak keajaiban yang kita dapatkan. Kita tidak akan kecewa jika kita bersandar, menyerahkan diri kepada Allah. Karena siapapun yang berserah diri kepada Allah, maka dia telah berpegang kepada tali yang paling kokoh.
Masalah apapun yang kita alami, selalu libatkan Allah, selalu mengandalkan Allah. Menengadahlah ke langit bukan kebumi, sujudlah dibumi lalu memintalah ke langit. Maka Allah SWT akan melimpahi kita dengan cinta-Nya.
“Saya sudah sering berdoa, Tapi kenapa Allah tak kujung mengabulkan doa saya?”
Kita pun kadang putus asa apabila permintaan kita tidak kunjung terwujud sehingga banyak prasangka buruk yang muncul kepada Allah. Sikap seperti ini seharusnya tidak ada dalam diri seorang muslim.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman : “Aku sesuai dengan prasangka hamba pada-Ku” (Muttafaqun ‘alaih).
Hadits ini mengajarkan bagaimana seorang muslim harus huznuzhon kepada Allah dan memiliki sikap roja (berharap) pada-Nya. Di lain sisi, Allah ingin melihat kita terus berdoa dan merengek pada-Nya. Mungkin inilah salah satu cara kita untuk dekat dengan-Nya. Tidak ada doa yang tertolak karena semua doa akan kembali. Berbahagialah karena doa yang belum Allah kabulkan akan menjadi bekal pahala seorang hamba pada hari kiamat.
Tinggal kita yakin aja sama Allah, masalah yakin inilah yang membuat kita jadi harus menunggu. Menunggu keajaiban dari Allah itu tergantung tingkat keraguan. Makin besar ragu kita, maka makin lama kita menunggu datangnya pertolongan Allah, makin kuat keyakinan kita, makin cepatlah datangnya pertolongan Allah.
Intinya, kita butuh apa aja mintalah kepada Allah. Jangan mengemis kepada manusia. Jika ingin mengemis, mengemislah kepada Allah. Semakin mengemis kepada Allah, makin Allah angkat derajat kita, makin mengemis, makin mulia. Kalau ke manusia, makin kita mengemis, makin hina kita. Hasbunallah Wanikmal Wakil Nikmal Maula Wanikman Nasir, Cukuplah Allah yang menjadi penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik penolong.
Cukup berharap pada Allah ya, jangan pada manusia apalagi pada doi yang belum halal, hehehe, seperti kata Ali bin Abi Thalib “Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup dan yang paling pahit ialah berharap kepada manusia.”
“Ah tenang aja ada Allah, La Tahzan, Innallaha Ma’ana
Yok bisa ya untuk tidak khawatir, tidak sedih dan tidak putus ada. Allah itu selalu bersama kita. Dan tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah Azza wajalla.

Wallahu’alam Bisshowab
Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEPSEN PAMIT : Kesan Pesan Demisioner LSMI Almadani 2019

Mereka yang Berhijrah tanpa Menyentuh Bangku Pesantren