The Power Of Sedekah


"THE POWER OF SEDEKAH"
Oleh: Vira Santika
Divisi KSDB
Sosiologi 2018
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.

Sedekah adalah alasan kita untuk menjadi dermawan atau untuk menjadi orang yang peduli terhadap lingkungan sekitar. Dalam sebuah hadits dikatakan bahwasannya “jangan sekali-kali mengundang meremehkan perbuatan baik sekecil apapun, akibat perbuatan itu melibatkan saudaramu dengan wajah yang ceria (HR. Muslim). Dikatakan bahwasannya senyum adalah sedekah, masyaAllah sering kali perbuatan yang sesederhana ini membuat kita mendapatkan pahala dengan mudahnya. The Power of Sedekah mungkin ini yang akan menjadi awal dari cerita yang akan saya bagikan ini. Ingatlah bahwasannya segala sesuatu yang kita miliki ada hak orang lain di dalamnya. Bahkan hanya sekedar senyum saja ada hak orang lain yang harus kita berikan kepada mereka.


Foto dari: https://binbaz.or.id/sedekah-yang-salah-kaprah/



Dimanapun kamu berada dan sebanyak apapun harta yang kamu miliki, maka berbagilah. Disini saya akan bercerita bagaimana pengalaman saya sebagai anak kost yang merantau dan sumber kehidupan kita masih berasal dari orang tua. Berfikir bahwasannya susahnya orang tua mencari rezeki untuk kehidupan kita sehingga sering kali salah pemikiran tentang hal tersebut. Seringkali pelit kita tampak hemat, saking ingin hematnya kita lupa berbagi untuk mereka yang rezekinya Allah titipakan kepada kita. Mendalami peran sebagai anak kost membuat aku ingin bercerita tentang kekuatan dari sedekah ini. Dimana awal bulan merupakan hal yang ditunggu-tunggu dan akhir bulan adalah hal yang seakan ingin cepat berlalu. Ingin hidup hemat tetapi mendekati pelit atau bahkan memang sudah dikategorikan pelit.
“Istiqomahlah dengan sedekah dan sedekahlah dengan istiqomah” kata-kata yang seakan terniang ditelinga ini sampai saat sekarang ini. Yang sedang menjalani masa sebagai anak kost atau sudah menjadi alumni anak kost pasti tau bagaimana kompleks nya permasalahan yang terjadi. Saat itu aku sedang ke SPBU menemani teman ku yang membeli bensin, pada saat itu aku turun dari motor dan berjalan kedepan untuk menunggu teman ku. Lanjut cerita ada seseorang anak laki-laki yang mungkin usianya sekitar 10-12 tahun berdiri disampingku dan dia hanya memegang sebuah ember kecil yang bertuliskan “berikan jika anda memiliki rezeki lebih, ikhlas dan tidak terpaksa” jlebb banget pas baca tulisan itu terutama dengan kata “jika anda memiliki uang lebih” disitu aku mengambil sedikit uang yang aku pegang. Ketika aku memberikan uang tersebut terlihat gembira dan kata terimaksih dan doa terucap dari mulutnya. Allah terasa berdesir darah ini.bagaimana dengan diri ini yang telah diberi nikmat yang begitu banyak namun lupa bersyukur dan lupa akan berbagi. Lantas aku berkata kepada teman ku “sal, lihatlah bacaan itu” ada apa vir? Apa salahnya dengan bacaan itu? Lantas dengan menahan air mata aku pun naik keatas motor dan kamipun pergi menuju kost. Tidak ada yang salah dari kata itu hanya saja aku mendalami maknanya  kata-kata “rezeki lebih” sungguh terasa ambigu dihati ini, aku sendiri pun tak tau bagaimana defenisi rezeki lebih itu dan bukankah syukur itu lebih dari segalanya.
Sungguh jika rezeki itu terasa sedikit maka syukur dan sedekahlah lah yang kita perbanyak dan sungguh disaat kita merasa lebih maka sedekah itulah bentuk dari syukur kita. Kembali memaknai kata “rezeki lebih” membuat hati ini merasa sangat menyesal dengan segala hal yang telah diperbuat selama ini baik disadari maupun tanpa disadari. Kembali bertanya kepada diri sendiri “apa itu rezeki berlebih” apakah aku yang selalu tidak bersyukur dalam setiap rezeki yang Allah berikan. Fenomena yang sering terjadi kepada anak kost adalah fenomena ingin hidup mewah namun tak ingin bersedekah. Selalu ingin meminta ditambahakan nikmat namun lupa memberikan sedekah nikmat. Anak kost bukanlah alasan kita berat untuk sedekah, bahkan itulah saat nya dimana kita berlomba dengan diri sendiri dan memberikan tantangan untuk diri sendiri bagaimana meningkatkan sedekah ditengah susah. Kita tidak akan tau nikmatnya sedekah jika tidak kita biasakan untuk melaukannya. Banyak hal yang terjadi dihidup ini yang mungkin hampir semua perempuan merasakan hal yang sedemikian rupa, dimana ketka ingin menahan diri untuk tidak membelanjakan uang dan bahkan lupa akan sedekah itu sendiri. Niat diawal ingin menyimpan uang namun ketika diajak jalan atau sekedar melihat online shop tiba-tiba langsung ingin membeli dan rela menghabiskan uang yang disimpan tersebut. Ya Allah andai ketertarikan untuk bersedekah itu semudah ketika kita ingin membeli suatu barang yang baru kita lihat, maka sungguh bahagia sekali hidup ini. Namun itu semua adalah tantangan yang harus kita lalui untuk diri sendiri, mari berlomba dalam kebaiakan dan mengutamakan kebutuhan daripada keinginan.
Jika kita lihat orang kaya bersedekah itu sudah biasa, yang luar biasanya ketika anak kost bersedekah, masyaAllah sekali bukan? Ingat sedekah itu tidaklah membuat kita boros, bahkan sedekahlah yang mengajarkan kita untuk selalu merasa kaya dan bersyukur atas segala nikmat yang ada. Bahkan Allah telah menyiapkan pintu syurga bagi orang-orang yang gemar bersedekah. Sedekah itu tidak perlu banyak yang penting ikhlas dan berkeinginan lagi untuk mencobanya. Dan selalu ingat dengan kata-kata “jangan tunggu kaya baru bersedekah, tapi bersedahlah sampai kamu kaya”. Jika anak kost sulit untuk bersedekah, apa kata syurga?.


 Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEPSEN PAMIT : Kesan Pesan Demisioner LSMI Almadani 2019

Mereka yang Berhijrah tanpa Menyentuh Bangku Pesantren