Dhaif nya Hadits Doa Berbuka Puasa Selama Ini
Assalamu'alaikum..
Segala puji hanya bagi Allah, kita memujiNya, memohon pertolongan dan ampun kepadaNya, kita perlindung kepada Allah dari kejahatan diri-diri kita dan kejelekan amal kita. Barangsiapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah sesatkan, maka tidak ada ada yang dapat memberinya petunjuk.
Salah
satu bagian Dari ibadah puasa adalah berbuka, Rasulullah shallallahu
'alaihi wassalam telah mengajarkan kita adab-adab berbuka puasa dan
salah satunya adalah Do'a.
Realita dalam kehidupan masyarakat indonesia secara umum ketika berbuka puasa menggunakan do'a yang pasti tidak asing lagi ditelinga kita, "Allahumma laka shumtu....". Namun kita sebagai seorang aktivis dakwah tentu juga harus mengerti apakah do'a dan amalan kita sehari sudah sesuai tuntunan Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam atau malah menyelisihinya.
Maka dari pada itu izinkan ana sedikit berbagi 'ilmu mengenai bab do'a berbuka ini, semoga ini bisa saya amalkan begitu juga ikhwah sekalian, insyaAllahu ta'ala.
Setelah sedikit membaca beberapa buku yang membahas tentang do'a tersebut ("Allahumma laka shumtu...") ternyata derajat hadits tersebut adalah Dha'if/lemah..
"Diriwayatkan oleh Abu Dawud (2358), Baihaqi (4/239), ibnu Abi Syaibah (9744), ibnu Sunni (479), dan Baihaqi dalam Syu'abul Iman (3902), dari Mu'adz bin Zahroh, bahwasanya sampai kepadanya apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam berbuka puasa beliau berdo'a (Dengan do'a yang di atas). Sisi lemahnya hadits ini ada 3, yaitu:
1. Majhulnya Mu'adz bin Zahroh.
2. Dia seorang Tabi'in yang langsung meriwayatkan dari rasulullah shallallahu 'alaihi, maka haditsnya mursal Dho'if.
3. Sanad hadits ini mudhthorib.
Oleh karena itu dilemahkan/di dho'ifkan Al hafizh Ibnu Hajar dan Syaikh al-Albani. (lihat takhrij Adzkar hlm. 367, irwa' (919)).
Abu Yusuf berkata, "do'a berbuka puasa yang shohih adalah:
Semoga kita menjadi orang-orang selalu menjadikan Alqur'an dan Sunnah yang Shahih menjadi pelita hidup dalam menggapai akhiratNya yang kekal dan senantiasa meniru bagaimana keistiqamahan tiga generasi terbaik serta orang-orang yang mengikuti mereka dalam mengamalkan kesempurnaan Islam. Amin
*Majhul : orang yang tidak diketahui jati dirinya atau sifat-sifatnya
*Mudhthorib: adalah hadits yang para rowinya berselisih dalam sanad atau matannya yang tidak mungkin dikompromikan.
*Mursal: adalah hadits yang dinisbatkan kepada Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam oleh sahabat atau tabi’in yang tidak mendengar langsung dari Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam
*Dha'if : lemah
Referensi:
1. Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf " Hadits lemah dan Palsu yang Populer di indonesia" hlm. 188-189. al Furqon.
2. Muslimah.or.id
Ditulis oleh Akhukum Abu Daris al-Khalil
Pekanbaru, isnin 7 Sya'ban 1436 H
Semoga bermanfaat.
Wassalamu'alaikum... (By: Habib Urahman) #KidSyiar
Segala puji hanya bagi Allah, kita memujiNya, memohon pertolongan dan ampun kepadaNya, kita perlindung kepada Allah dari kejahatan diri-diri kita dan kejelekan amal kita. Barangsiapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah sesatkan, maka tidak ada ada yang dapat memberinya petunjuk.
أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله.
Realita dalam kehidupan masyarakat indonesia secara umum ketika berbuka puasa menggunakan do'a yang pasti tidak asing lagi ditelinga kita, "Allahumma laka shumtu....". Namun kita sebagai seorang aktivis dakwah tentu juga harus mengerti apakah do'a dan amalan kita sehari sudah sesuai tuntunan Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam atau malah menyelisihinya.
Maka dari pada itu izinkan ana sedikit berbagi 'ilmu mengenai bab do'a berbuka ini, semoga ini bisa saya amalkan begitu juga ikhwah sekalian, insyaAllahu ta'ala.
Setelah sedikit membaca beberapa buku yang membahas tentang do'a tersebut ("Allahumma laka shumtu...") ternyata derajat hadits tersebut adalah Dha'if/lemah..
"Diriwayatkan oleh Abu Dawud (2358), Baihaqi (4/239), ibnu Abi Syaibah (9744), ibnu Sunni (479), dan Baihaqi dalam Syu'abul Iman (3902), dari Mu'adz bin Zahroh, bahwasanya sampai kepadanya apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam berbuka puasa beliau berdo'a (Dengan do'a yang di atas). Sisi lemahnya hadits ini ada 3, yaitu:
1. Majhulnya Mu'adz bin Zahroh.
2. Dia seorang Tabi'in yang langsung meriwayatkan dari rasulullah shallallahu 'alaihi, maka haditsnya mursal Dho'if.
3. Sanad hadits ini mudhthorib.
Oleh karena itu dilemahkan/di dho'ifkan Al hafizh Ibnu Hajar dan Syaikh al-Albani. (lihat takhrij Adzkar hlm. 367, irwa' (919)).
Abu Yusuf berkata, "do'a berbuka puasa yang shohih adalah:
ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله
(lafadzhnya ana lampirkan lewat gambar).. H.R Abu Dawud dan lainnya ( lihat irwa' (920), Shahih jami' No. 4678)Semoga kita menjadi orang-orang selalu menjadikan Alqur'an dan Sunnah yang Shahih menjadi pelita hidup dalam menggapai akhiratNya yang kekal dan senantiasa meniru bagaimana keistiqamahan tiga generasi terbaik serta orang-orang yang mengikuti mereka dalam mengamalkan kesempurnaan Islam. Amin
*Majhul : orang yang tidak diketahui jati dirinya atau sifat-sifatnya
*Mudhthorib: adalah hadits yang para rowinya berselisih dalam sanad atau matannya yang tidak mungkin dikompromikan.
*Mursal: adalah hadits yang dinisbatkan kepada Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam oleh sahabat atau tabi’in yang tidak mendengar langsung dari Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam
*Dha'if : lemah
Referensi:
1. Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf " Hadits lemah dan Palsu yang Populer di indonesia" hlm. 188-189. al Furqon.
2. Muslimah.or.id
Ditulis oleh Akhukum Abu Daris al-Khalil
Pekanbaru, isnin 7 Sya'ban 1436 H
Semoga bermanfaat.
Wassalamu'alaikum... (By: Habib Urahman) #KidSyiar
Komentar
Posting Komentar