Bergantung Harap yang Salah
Bergantung harap yang salah
Oleh : Rahmat Arbadillah
Divisi Asistensi
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Saudara pembaca yang budiman/budiwati, mungkin
dari kita pernah merasakan beberapa pengalaman dimana ketika kita berharap pada
seseorang, namun hanya kekecewaanlah yang didapatkan. Ya, meninggalkan periiih
dihati. Misalnya mempercayakan suatu tugas kepada seseorang, namun tak
diselesaikannya. Memberikan perhatian dan kasih sayang kepada seseorang, namun
dia tak memberikan pertanda bahwa diapun menyukaimu. Atau kamu berharap dipuji
dan mendapatkan pengakuan dari manusia, namun hanya keterasingan yang kau dapatkan.
Berharap kesembuhan dari dokter, berharap jadi pintar dari teman dan dosen,
serta masih banyak contoh lain dimana kita berharap, hanya kepada manusia.
Ada yang sudah salah
berharap, plus mendapatkan dosa dan kekcewaan. Terkadang, ada yang menangis
sampai bunuh diri karena cintanya di duakan. Ini merupakan pengharapan yang
salah. Dan kita juga mengingkari aktivitas tersebut. Ada juga fenomena dimana
terkadang kita takut tidak bisa masuk TNI/Porli, sekolah favorit, dan tempat
pekerjaan yang kita inginkan kecuali dengan menyogok. Kita belum berusaha dan
berdo’a kepada Allah, eh udah nyerah aja. Kemudian meragukan kemampuan diri,
dan pertolongan dari Allah. “Tenang, aku ada backingan human-in”.
Meskipun memang kondisi saat ini orang dalam merupakan batu loncatan. Tapi itu
jangan ditiru ya..!
Allah
Subhanahu Wata’ala berfirman
Dan bertawakkallah kepada (Allah) Yang Maha
Perkasa lagi Maha Penyayang,
(QS.
Asy-Syu’ara’ Ayat 217)
Suatu hal yang perlu diingat adalah, berharap dan bergantung kepada manusia
akan sering menghasilkan kekecewaan. Memang tak semuanya, namun dalam hal ini
kita juga telah salah melabuhkan pengharapan. Berharaplah hanya kepada Allah
Azza Wajalla. Dengan itu hati kita akan menjadi tenang dan adem.
Allah
Azza Wajalla berfirman:
“Dan
hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.”
(QS.
Al-Insyirah Ayat 8)
Halah, ngomongnya aja yang
gampang, berharap hanya kepada Allah. Terus gimana cara agar kita tidak terlalu
berharap kepada manusia? Memang kita semua menyadari, bahwa kita ini makhluk
yang penuh khilaf dan juga lemah. Khilaf yang terkadang kita tetap berharap
kepada manusia. Lemah karena kita tidak bisa melakukan suatu hal sendirian.
Sulit? sulit, namun berusahalah menjauhinya. Maka dari itu selalu memohon pertolongan
Allah, Perbaiki lagi hati kita, gantungkanlah selalu harapanmu kepada Allah,
berhudznuzhon selalu kepada-Nya, kemudian jadikanlah manusia hanya
sebagai sebab, serta yakinlah Allah tidak akan pernah mengecewakan hambaNya
yang bertawakkal. Gimana, cocok? Hehehe.
Penulis
pernah mendengar ada untaian yang mengatakan bahwa “Berharaplah hanya kepada
Allah saja, apabila hatimu terlalu berharap kepada selain-Nya, bersiaplah untuk
Kecewa”.
Bergantunglah
kepada Allah, jangan bergantung pada pohon atau tiang jemuran. Karena mereka
bisa roboh,
Jangan bergantung
pada manusia, karena mereka lemah dan akan mengantarkan kepada kekecewaan.
Maka
kita harus bergantung kepada? Allah.. ah kurang kenceng. Sekali lagi
katakan lebih keras. Kita harus bergantung kepada? Allah Azza Wajalla. Nah
pinter..
Sebagai
penutup, ada syair yang penulis rangkai terkait Insan yang salah dalam
bergantung harap..
Disaat senyap
Emosinya meluap
Mulut tak sanggup berucap
Menangis hingga matanya sembap
Ketika kepercayaan kepada insan telah menetap
Semua hilang dalam sekejap..
Meyisakan rasa kecewa serta sakit hati yang
sulit diungkap.
.
Namun dia sadar dan berdiri tegap.
Diatas sajadah yang telah tersingkap
Kepada Allah Ia menghadap.
Menjadikan-Nya sebaik-baik tempat berharap.
.
Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu
berharap.
.
(QS. Al Insyirah : 8)
.
Semoga
bermanfa’at dan kita diberikan Allah Azza Wajalla kekuatan dan taufiq untuk
selalu berharap kepadanya. Serta bisa istiqomah dalam iman hingga akhir hayat
kita. Lahawla wala quwwata ila billah. Hasbunallahu wa ni’mal wakil.
Barakallahu
Fiikum.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus🙏
BalasHapus