AL-QUR'AN KITA


Pernahkah kita perhatikan, kapan Al-Qur'an benar-bena dibutuhkan kehadirannya oleh masyarakat kita pada umumnya? Pertama, ketika seorang muslim wafat. Ketika seorang muslim wafat, anggota masyarakat setempat bersama-sama membaca surat Yasin untuk si mayit. Kedua, ketika dua orang muslim melangsungkan pernikahannya. Ketika berlangsung pernikahan, Al-Qur'an disakralkan sebagai mahar dari mempelai pria kepada mempelai wanita.  


Memang gambaran tersebut hanyalah gambaran sepotong masyarakat muslim masa kini. Sebenarnya ada pula sekelompok masyarakat muslim yang mulai menyadari fungsi Al-Qur'an. Mereka pun tahu bagaimana memperlakukan Al-Qur'an dengan bernar dan berusaha memahami isi Al-Qur'an. Hal ini mendorong mereka untuk berusaha mengamalkan Al-Qur'an dengan sebaik-baiknya (contoh : mentoring ini adalah salah satu usaha kita mempelajari dan memahami Al-Qur'an yang kemudian melaksanakan isi Al-Qur'an).  




Urgensi Mempelajari Al-Qur'an


Kenapa sih kita harus mempelajari dan mengamalkan Al-Qur'an? Allah SWT berfirman dalam QS Al-Baqarah ayat 185 yang artinya :  

"(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadlan, bulan yang didalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur`an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa diantara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur".  

Dalam ayat tersebut, Allah SWT menyatakan 3 fungsi Al-Qur'an :  


1. Petunjuk untuk manusia (Huda)


Maksudnya, menjadi bimbingan dan pimpinan bagi umat manusia dengan jalan memberikan kecerdasan dan ilmu pengetahuan untuk mencari kebenaran. Adalah wajar bila Allah SWT, pencipta manusia, adalah Yang Paling Mengetahui tentang keadaan manusia, kelebihan kekurangannya, dan kebutuhan-kebutuhannya. Allah SWT dengan sifat Rahman dan Rahim-Nya menganugerahkan Al-Quran pada manusia dengan perantaraan Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk hidup manusia untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat (Al-Qur'an sebagai petunjuk hidup dari Allah dianalogikan seperti operation manual peralatan elektronik, mobil, dan lain-lain, dari pencipta peralatan tersebut).  


2. Keterangan-keterangan (Bayyinat minal huda)

Maksudnya, untuk memberikan keterangan-keterangan, dalil-dalil, penjelasan-penjelasan terperinci mengenai pelaksanaan petunjuk tersebut. Di antaranya batas-batas yang ditentukan Allah, kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan, keterangan-keterangan mana saja yang halal dan mana saja yang haram, dll.  


3. Pemisah (Furqon)

Maksudnya menjadi garis pemisah untuk membedakan antara yang haq dan yang bathil dan antara yang benar dengan yang sesat.  

Dalam QS. Yunus: 57, Allah SWT menyatakan pula bahwa Al-Qur'an adalah:  


1. Pengajaran dari Allah

Maksudnya, pengajaran yang dapat membimbing manusia untuk mencari kebenaran, laksana pelita di malam hari yang dapat menerangi jalan.  


2. Obat Penyakit Hati

Yaitu penawar bagi hati yang gundah, jiwa yang tidak tentram, hati yang kesat dan membersihkan jiwa yang kotor.  


3. Petunjuk (sama dengan hikmah QS 2:185)
4. Rahmat

Yaitu karunia untuk manusia yang akan memberikan kenikmatan hidup secara jasmani maupun rohani  



Kewajiban dan Sikap Umat Islam Terhadap Al-Qur'an

Jadi bagaimana selayaknya bagi kaum muslimin bersikap terhadap Al-Qur'an supaya isinya dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari?  

Jalan yang harus ditempuh adalah menuntut dan mendorong kaum muslimin supaya mengenal Kitabullah lebih jauh, mulai dari membacanya sampai mengkaji isinya dan diamalkan. Bukti yang nampak pada kondisi dan realitas umat Islam dewasa ini adalah salah satu ciri kurangnya berinteraksi dan mengamalkan Al-Qur'an.  

Ada beberapa petunjuk agar dapat memahami Al-Qur'an sesuai dengan kemampuannya, yaitu:  


1. Mendengarkan Al-Qur'an

Pengertian mendengar di sini bukan hanya sekedar menikmati alunan bacaannya saja, tetapi juga mendengarkan setiap nasihat yang bersumber dari Al-Qur'an (QS 7:204).  

Rasulullah sendiri sangat gemar mendengarkan Al-Qur'an orang lain. Pernah suatu ketika beliau menyuruh Ibnu Mas'ud utnuk membacakan Al-Qur'an dan ketika sampai pada surat An-Nisa ayat 21, Rasulullah bersabda "Cukup, ya Ibnu Mas'ud" Ibnu Mas'ud melihat Rasulullah meneteskan air mata dan menundukkan kepala karena menghayati setiap ayat-ayat yang dibacakan. Inilah sebagai bukti bahwa Al-Qur'an bukan untuk didengar saja.  


2. Membaca Al-Qur'an

Para ulama terdahulu, tidak henti-hentinya membaca Al-Qur'an. Mereka meyakini sabda Nabi : "Barangsiapa yang membaca satu huruf dalam Kitabullah, maka baginya satu kebaikan. Satu kebaikan itu akan berlipat ganda menjadi 10 kali lipat. Aku tidak menanggap itu satu huruf, tapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf" (HR. Tirmidzi dari Ibnu Mas'ud).  

Dalam membaca Al-Qur'an, kemampuan orang beragam. Ada yang lancar dan sedikit yang masih mengeja. Meskipun demikian setiap orang mendapatkan balasan sesuai dengan usahanya. Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa yang membaca Al-Qur'an namun lidahnya masih berat dan terbata-bata, maka baginya mendapat dua pahala." (Mutafaq 'alaih)  


3. Mentadaburi dan Mengikuti Al-Qur'an

Arti Tadabbur ada kesamaan dengan Tafakur. Bedanya Tadabbur khusus yaitu menghayati ayat-ayat Allah dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah (QS. 38:29).  

Sifat Tadabbur ini akan melahirkan sikap Tadzakkur yaitu menjadikannya sebagai sumber hokum dan petunjuk hidup dalam menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.  


4. Mengajarkan dan Menyebarkan Al-Qur'an

Sejauh manakah sikap kita terhadap Al-Qur'an? Apakah kita sudah mencapai tingkat "Ashshabul Qur'an" yang meyakini Al-Qur'an dan menjadikan Al-Qur'an di atas segalanya? Hendaklah kita menginginkan menjadi orang-orang yang disebut dalam firman Allah (QS. 17:19) "Sesungguhnya Al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada jalan yang lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka adalah pahala yang besar." Dan membenci/menghindari sifat umat Islam seperti yang disebutkan dalam QS. 25:30 "Berkata Rasul: Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Qur'an ini sesuatu yang tidak diacuhkan."  



Sumber: Qur'an Pedoman Hidup, Materi Mentoring Karisma Salman ITB dan sumber lain

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEPSEN PAMIT : Kesan Pesan Demisioner LSMI Almadani 2019

Mereka yang Berhijrah tanpa Menyentuh Bangku Pesantren