"Sungguh Luar Biasanya Al-Qur'an"
Karya : Fery Kurniawan (Co Arrijal) 
Ilmu Sosiologi 2018

...

Berbicara mengenai Al-qur’an, pasti di setiap penjuru dunia mengenalinya, namun sedikit yang memahaminya. Dari sekian umat muslim yang ada, Al-qur’an hanya di anggap sebagai suatu kitab yang sekedar untuk dibaca. Namun pada pada dasarnya jauh di balik itu semua banyak hal tidak ketahui dari Al-qur’an, termasuk bagaimana isinya.

Hafiz qur’an, terkadang kita sampai geleng-geleng kepala melihat fenomena tersebut, bagaimana bisa sebuah Al-qur’an yang sebegitu tebal dan banyaknya dapat di hafal di luar kepala, bahkan dalam waktu yang singkat dengan kapasitas 114 surah, 604 halaman, dan sekitar 6000 ayat dapat dihafal nya. Terlebih lagi di saat usia mereka yang terbilang sangat masih belia, selain itu pula mereka dapat membaca sesuai tajwid dan makhroj yang benar beserta arti dan penafsirannya.

Terdapat sangat banyak sekali fenomena para hafiz qur’an dari segala bentuk, dan memang di Indonesia pun tergelar sejak tahun 2013 yang namanya “Hafiz Indonesia” pada setiap bulan Ramadhan, yang memang acaranya di khususkan untuk usia sekitar 10 tahun kebawah. Tayangan ini pun kerap sekali menyandang predikat tayangan bulan Ramadhan terbaik, hingga menjadi sebuah sorotan dari berbagai mancanegara. Dari tayangan tersebutlah hadir berbagai hafiz cilik yang menyetuh hati dan menggugah motivasi. Apabila memang kita menyaksikan acara tersebut, pastilah kita akan menangis melihat para hafiz cilik tersebut, antara menangis malu dan menangis karna melihat kesedihan mereka menghafal alqur’an. Bahkan banyak dari hafiz cilik tersebut menjuarai acara tersebut akhirnya dapat mengangkat derajat kedua orangtuanya seperti halnya membawanya beribadah umroh dan lain sebagainya.

Keterbatasan kesempurnaan misalnya, para hafiz cilik justru membuat hati setiap orang terenyuh. Karena apa?, hari ini dan sampai usia kesekian kalinya masih di limpahi kesempurnaan yang begitu dahsyatnya. Tetapi kenapa tidak bisa menghafal dan bahkan terbata bata membaca alqur’an. Nauzubillahimindzalik.
Kesempurnaan terkadang melalikan kita kepada hal-hal dunia, terutama dengan kesempurnaan kita terlupa untuk bersyukur kepada Allah SWT sebagai pemberi kesempurnaan pada kita. Bahkan kita lupa dengan orang-orang yang ada di bawah kita, mereka masih berusaha bagaimana caranya bisa bicara, mendengar, melihat, berjalan, dan lain sebagainya. Berbagai kisah yang menyentuh hati sangat banyak sekali terlihat di Hafiz Indonesia sejak awal berdirinya acara tersebut. Berikut beberapa anak hafiz yang memang memiliki keterbatasan fisik maupun materi dan psikis.

MASYITA


Kisah inspiratif yang menyentuh hati misalnya dari seorang peserta hafiz Indonesia 2016 yang telah memberangkatkan kedua orang tuanya naik haji, dia adalah Masyita. Masyaallah tabarakallah sangat luar biasa sekali. Masyita sendiri merupakan anak penyandang tuna netra dan di vonis mengidap penyakit low vision sejak lahir karena di lahirkan secara prematur. Secara pemikiran kita, bagaimana mungkin seseorang yang buta dapat menghafal Al-qur’an. 

Ibu dari Masyita, yakni ibu Irawati menceritakan awal kisah anaknya menjadi seorang Hafiz qur’an. Kisah ini berawal disaat Masyita bersama kakaknya, Salsabila Putri Nasyira dan bapaknya ke mal. Karena bapaknya mau sholat ke musholla, jadi Masyita dan kakaknya disuruh menunggu di tangga. Saat duduk di tangga bersama kakaknya, masyita pun melantunkan ayat Al-qur’an, yakni surah Arrahman yang menjadi surah kesukaannya. Kemudian terdapat pula seorang ibu-ibu pengunjung yang melihatnya dan kemudian merekamnya. Lalu di lemparnya ke media sosial, dan akhirnya menjadi viral. 

“saya juga sempat kaget, baru tahu kalau Masyita anak saya pandai mengaji yang pada hari itu masih berusia lima tahun dan padahal selama ini saya tidak pernah mengajarinya secara khusus.” Ujar bu Irawati.

Dari dahulu ketika masyita berada di layar kaca sampai sekarang, dia selalu berkata “ya Allah, sembuhkanlah mata masyita ya Allah.”

FAJAR ABDULROHIM WAHYUDIONO


Kisah lain juga dapat kita lihat dari seorang anak yang bernama Fajar Abdulrohim Wahyudiono. Setiap orang tua pasti menginginkan seorang anaknya terlahir dengan sempurna dan tidak ada cacat sedikitpun, tapi inilah yang di rasakan orang tua dari Fajar. Fajar di lahirkan dengan prematur seberat 1,6 kg, dan pada usia 1 tahun di tetapkan mengidap penyakit cerebral palsy (lumpuh otak). 

Oleh orang tua Fajar, ia di berikan terapi dengan di perdengarkannya ayat-ayat Al-qur’an selama 24 jam. Dan Qodarullah, Allah mengizinkan Fajar pada usia 4,5 tahun, Fajar di ketahui dapat menghafal Al-qur’an. Padahal Penyakit ini menyerang otak dari para mengidapnya yang menyebabkan sulitnya berfikir dan mengingat, tapi apa yang terjadi pada Fajar ini merupakan suatu hal yang mungkin membuat kita terheran-heran dengan sebuah keajaiban tersebut. Dan pada saat berumur 14 tahun, Fajar hampir menyelesaikan hafalannya hingga 30 juz. Selain itu pula, AQL pustaka meluncurkan buku yang berjudul “Fajar Sang Hafiz Anak Lumpuh Otak Hafal Al-qur’an”.

ALANA



Adapun kisah yang lebih membuat hati kita terenyuh. “Namanya adalah Alana, dia merupakan peserta Hafiz Indonesia 2017. Ia lahir prematur dan bahkan telah di katakan meninggal oleh dokter. Sang ibu berniat membawa pulang Alana dengan menggunakan kardus, karena tak punya uang untuk memakai ambulan.

Qodarullah, bayi yang masih kelihatan organ ususnya tersebut tiba-tiba muntah dan ia pun masih hidup. dokter pun segera melakukan penanganan, ibu dari Alana pun bahagia sangat luar biasa. Tapi tak di sangka, dokter memvonisnya tidak akan bisa berjalan dan juga berbicara. Namun tahun demi tahun, barkat kegigihan seorang ibu yang merawat seorang anak yang cacat tersebut, akhirnya Alana tumbuh menjadi seorang anak yang dapat menghafal Al-qur’an, padahal pada saat itu dokter menetapkannya tidak dapat berbicara. Mimpi alana sangatlah sederhana, ia hanya ingin bermain dan berlari di sesawahan seperti halnya anak-anak pada umumnya”.

FIRDA



Kisah selanjutnya yaitu dari seorang perempuan kecil bernama Firda yang hafal 6 juz. Yang juga merupakan peserta Hafiz Indonesia 2018. Yang membuat mirisnya adalah seluruh dari keluarga firda merupakan penyandang tuna netra, termasuk kedua orang tuanya. Dan bahkan adiknya yang paling terkecil mengidap sakit keras. Cita-cita yang di impikan Firda adalah satu, yakni ingin bisa melihat Al-qur’an. Masyaallah, begitu menyentuh hati sekali apa yang telah terjadi pada kehidupan Firda. 

AIDA



Seorang bocah cantik ini merupakan juara Hafiz Indonesia 2018, memang tidak terlihat cacat pada dirinya, namun keterbatasan materi justru membuatnya termotivasi untuk menaikkan derajat orangtuanya. Ketika melihat rumah Aida, sumahnya sangatlah kecil dan sangat sederhana sekali, “dan itupun masih ngontrak”, jelas ayahanda dari Aida. Dalam kondisi seperti itupun Aida kerap di ejek di sekolah.

Sebuah kata kata dari Aida yang membuat semua orang tersentuh hatinya, dan bahkan juga saya pun ikut menangis. “saya pengen belikan rumah untuk orang tua saya. apabila tidak bisa di dunia, dengan hafalan ini saya bisa memberikannya di akhirat.”



ENRI AHMED



Seorang anak lelaki asal Ternate bernama Enri yang menjadi finalis Hafiz Indonesia 2017 dan akhirnya mendapatkan juara 2. Di usianya yang menginjak 9 tahun, Enri sudah menjadi Hafiz qur’an.

Hal yang sangat memiriskan adalah ternyata orang tua dari Enri tidak dapat mengaji, dan bahkan terbata bata membaca surah pendek. Kisah itu dimulai saat seluruh peserta Hafiz Indonesia 2017 melantunkan ayat Al-qur’an bersama orang tuanya. Ketika para peserta Hafiz lainnya melantunkan surah surah yang indah dan panjang bersama orang tuanya, justru malah Enri hanya membaca surah al-ikhlas, al-falaq, dan annas. Ketiga surah itupun dibaca terbata-bata oleh ayahnya yang padahal membaca kertas yang ditulisnya dengan bahasa latin, terlebih lagi tulisan itu telah dibacanya berulang ulang sejak jauh jauh hari.

Sungguh para anak-anak yang sangat luar biasa dengan keikhlasan hati mereka menghafal Al-qur’an. Ada yang beralasan karna ingin bertemu orang tuanya yang sudah tiada, ada pula yang ingin membawa orang tuanya ke syurga, dan banyak lain sebgainya. Beberapa hafiz diatas merupakan sedikit dari para hafiz yang ada di Indonesia.

Fenomena inilah yang menyebabkan banyak sekali ilmuan yang mengkaji mengenai Al-qur’an. Tidak itu saja, Al-quran juga dapat memberikan ketenangan dan kesejukan hati.

Seorang peneliti yang beragama bukan islam bahkan meneliti bahwasanya Al-qur’an bila di baca dapat menyehatkan syaraf mata. Selain itu pula apabila dibaca dengan mahroj yang benar maka tidak ada orang yang sakit apabila dia membaca Al-qur’an.

Dari para hafiz tersebut kita dapat mengagumi betapa luar biasanya Al-qur’an. Bagaimana tidak, kenapa seseorang yang buta dapat menghafal Al-quran. Adapun orang yang bermasalah pada otaknya juga dapat menghafal Al-qur’an. Inilah mukjizat dari Al-qur’an yang bereda dari tulisan ataupun karangan karangan manusia. Ketika seseorang hafiz bermaksiat, dengan seketika pun hafalannya itu hilang, saya pernah mengalaminya. Dan inilah merupakan keistimewaan Al-quran. Al-qur’an tidak akan singgah di hati yang kotor, dan di hati yang bersih Al-qur’an akan mudah untuk di hafal.

Begitu mulianya Al-quran sehingga semua yang berkaitan dengan Al-qur’an sangat dimuliakan.





Komentar

  1. MasyaaAllah. Tabarakallah😇 Syukrannnnnnn Almadani🙏

    BalasHapus
  2. �� Malu, karna sampai sebesar ini Juz 30 gak kelar kelar. Betapa hitamnya hati ini dan betapa bersihnya jiwa jiwa kalian dik Masyitah, alana, dan lain lain. ��

    Semoga kelak bisa seperti mereka. Aamiin..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEPSEN PAMIT : Kesan Pesan Demisioner LSMI Almadani 2019

Mereka yang Berhijrah tanpa Menyentuh Bangku Pesantren