Membela Islam Takkan Basi

SUNGGUH   perintah dari ayat al-Quran yang turun pertama kali, iqra  menyiratkan makna luar biasa untuk kita paham apa sebenarnya yang diagendakan Allah Swt. Bagi kaum Muslim kelak. Rasa pesimis dan keterpurukan kaum Muslimin saat ini bukan semata-mata agenda Allah Swt, melainkan karena banyak kaum Muslim yang luput membaca (iqra) tanda-tanda zaman yang telah berubah dari generasi ke kegenerasi. Kaum Muslim harus bergerak untuk memperbaiki masa depannya sendiri seperti yang telah diungkapkan al-Quran serta prediksi-predikasi Rasulullah saw.
            Ghirah  atau semangat untuk memperoleh kepahaman ini mestilah dialirkan kepada generasi yang lebih muda. Bangsa yahudi telah memahami ini sehingga yang paling telak dihancurkan oleh mereka adalah pola pikir, semangat,serta ilmu generasi muda Muslim baik disadari ataupun tidak. Kebangkitan generasi Islam adalah sebuah ancaman bagi yahudi maupun bangsa Barat pada umumnya karena mereka menyadari betapa dahsyatnya  Islam kalau penganutnya sudah paham dan memiliki kesepahaman yang sama serta utuh!.
            Masa muda memang masa yang sangat bernilai, tidak terganti dan tidak akan terulang. Segala potensi, minat, bakat, kemauan, dan kemampuan terkumpul di dalamnya. Bahkan, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa pada masa ini seorang manusia mulai mengawali kehidupan yang sebenarnya.
            Kaum muda Muslim memang harus memiliki kesepahaman bahwa Islam bukan sekedar simbol-simbol belaka, melainkan harus diwujudkan dalam bentuk amal nyata. Perasaan, pikiran dan tingkah lakunya harus memiliki warna (sibghah) Islam dengan landasan syariat yang benar.
Islam menurut kaum intelektual Barat
Berbagai kalangan intelektual Barat kini mulai membuka diri dan berkata dengan jujur sesuai dengan kompetensi mereka sebagai ilmuan yang objektif. Begitu banyak kaum intelektual yang meyakini (berdasarkan kajian ilmiah) bahwa Islam akan menjadi solusi atas berbagai persoalan dunia yang tidak dapat diselesaikan oleh Barat saat ini.
            Oleh karena itu tampilnya Islam sebagai sistem yang diyakini akan menjadi solusi atas masalah dunia dan peradaban manusia, saat ini bukan sekedar cita-cita kaum pergerakan Islam atau sekedar wacana keilmuan di meja-meja diskusi. Keyakinan bahwa Islam akan menjadi solusi masalah dunia sudah menjadi  trend realitas kaumintelektual yang secara jernih berpikir untuk memberikan tindakan penyelamatan kepada manusia secara umum. Karena walaupun Barat begitu perkasa dan modern, tetapi meminjam istilah Adian Husaini “Barat yang begitu menyilaukan mata dan begitu gemerlap, sejatinya menyimpan potensi ancaman yang begitu dahsyat bagi umat manusia”
            Rekaman pendapat kaum intelektual dan politisi bernurani di Barat dengan bagus dipaparkan oleh Syaikh Ali Ahmad Al-Jarjawi dalam bukunya Indahnya Syariah Islam (terj).
Berikut ini beberapa petikan pendapat kaum intelektual dan politisi Barat bernurani tersebut. “Saya yakin bahwa agama Islam adalah agama pencerahan akal dan saya juga yakin bahwa orang yang berpandangan tajam akan menemukan keistimewaan dalam Islam yang membuat mereka semakin kagum. Agama Islam cepat atau lambat, akan menjadi agama orang-orang kelas atas di dunia ini.” (DR. Germanius, seorang orientalis dari Hongaria). “Betapa gembiranya saya ketika ada pembuktian ilmiah yang menyatakan bahwa penelitian ilmiah yang benar dan tepat dapat memperkuat keberpihakan yang bersifat fitrah. Maka loyalitas saya terhadap Islam adalah dengan motivasi alamiah dan didukung oleh kajian yang ilmiah. Dengan demikian, jadilah saya seorang Muslim dari berbagai aspek, dari aspek agama, emosional, dan sebagai penduduk  yang  Muslim.” (DR Sosae, guru besar filsafat di Universitas-Universitas AS dan berkebangsaan Israel). “Seadainya manusia sadar akan kebenaran, mereka akan mengetahui  bahwa agama Islam adalah solusi tunggal bagi problematika sosial. Agama Islamlah yang memberi keleluasaan bagi orang kaya dan miskin, bagi orang kuat dan lemah menjadi komunitas yang menjalin kebersamaan.” (Archer Hamilton).
Eropa menjadi saksi keemasan Islam
Sebagian ilmuan Eropa menyatakan bahwa gelombang renaisans Eropa akibat pengaruh dari Itali, padahal sesungguhnya gelombang kebangkitan Eropa adalah pengaruh dari negeri-negeri Muslim di Spanyol. Melalui Andalusia dan Cordova, peradaban Islam yang mengalami masa keemasannya telah menerangi Eropa yang saat itu sedang mengalami kegelapan, kebodohan, dan perbudakan.
            Tentang kebangkitan Eropa ditegaskan oleh seorang penulis Spanyol, Plasco Abianz, sebagaimana dikutip oleh Dr.Lathifah Ibrahim Khadhar dalam buku Ketika Barat Memfitnah Islam (terj): “...Kebangkitan Eropa tidak datang dari utara, tetapi dari selatan bersama Muslimin yang datang melakukan futuhat terhadap Andalusia. Mereka datang sambil membawa peradaban dan kemajuan serta memasukkan budaya yang masih muda, segar, dan energik. Kebudayaan ini berkembang dan maju dengan cepat serta menakjubkan. Mereka seperti langsung menang ketika terlahir di Andalusia.  Peradaban ini berdiri karena adanya iklim kebebasan yang diberikan   Islam bagi akal manusia untuk mengkaji dan meneliti demi kepentingan ilmu pengetahuan, tanpa membelenggunya dangan berbagai belengu, seperti yang dilakukan oleh gereja terhadap akal Eropa.”
            Frase kebangkitan Islam merupakan sebuah frase yang sangat memotivasi kalangan Muslim untuk segera bangkit dan sebaliknya frase ini ‘kelihatannya’ sangat menakutkan penguasa Barat atau penguasa dan aktivis yang kebarat-baratan. Frase ini terus hidup dan terwariskan dari masa ke masa dikalangan aktivis gerakan Islam dan sekaligus menjadi ‘suluh’ pembakar semangat mereka. Dipihak lain segala upaya   dilakukan oleh Barat untuk menutup setiap celah yang digunakan sebagai salurannya.
            Dengan demikian bahwa ‘gerilya’ sejarah Islam akan terus memasuki pusat-pusat peradaban dan akan tampil mengantikan sistem peradaban manusia modern dengan cara yang alami, ilmiah, dan elegan. Dunia segera akan bermesraan dengan Islam sehingga akan lahir peradaban yang tinggi. Maka membela Islam takkan pernah basi!

 Writer: Edi Sarjani 
   -Ketua Umum LSMI ALMADANI FISIP UR '10/'11
   -Pengurus Forum Komunikasi Pondok Pesantren Kota Pekanbaru

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEPSEN PAMIT : Kesan Pesan Demisioner LSMI Almadani 2019

Mereka yang Berhijrah tanpa Menyentuh Bangku Pesantren